- Jumat Curhat Polda Riau, Menyerap Aspirasi Warga Lewat Pendekatan Humanis, Sinergi dan Solusi
- Satlantas Polresta Pekanbaru Sosialisasikan Operasi Patuh LK 2025 di SMK Akbar
- Generasi Gen Z Cinta Lingkungan, Polda Riau Ajak Siswa SMK Labor Tanam Pohon dan Jaga Hutan
- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
PH Korban Penyiksaan Daycare Serahkan Berkas Tambahan ke Polresta Pekanbaru

Pekanbaru, FNIndonesia.com- Penasehat Hukum korban dugaan penganiayaan di Early Steps Daycare, HM Taufik mengungkapkan, perkara yang dilaporkan oleh kliennya ke Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru sudah mulai menemui titik terang.
Taufik mengatakan, pihaknya telah mendatangi Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru pada Senin (12/8/2024) pagi. Tujuannya untuk mempertanyakan perkembangan penyidikan kasus yang dilaporkan kliennya.
"Kami berkoordinasi dan mengantar kelengkapan berkas atas perkara yang sedang kita tangani. Dari PPA tadi kami sudah dapat gambaran bahwa perkara ini sudah mulai diserahkan ke jaksa SPDP-nya. Harapan kami perkara ini dapat terang benderang dan segera dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangkan," ujar HM Taufik.
Baca Lainnya :
- Suplai Sabu-sabu ke Pangeran Hidayat, Emak-emak Diringkus Polisi0
- Pedagang Bendera di Pekanbaru Mengeluh Sepi0
- Cegah Beroperasinya Daycare Tak Berizin, Ini Langkah Disdik Pekanbaru0
- Dua Pelaku Pencurian Kabel Listrik Diringkus Polisi0
- Bawa Samurai, Pelaku Aksi Balap Liar Ditangkap Polsek Bukit Raya0
Taufik juga mengapresiasi kinerja Polresta Pekanbaru yang telah menetapkan dan menahan dua orang tersangka yakni WF (34) pemilik Early Steps Daycare dan seorang pengasuh inisial DM (25).
Dibeberkan Taufik, kondisi anak kliennya F saat ini berdasarkan keterangan dari psikolog sedang mengalami trauma berat. "Anak ini masih trauma, takut dengan suara-suara, bentakan-bentakan. Apabila melewati lokasi kejadian, dia menangis dan histeris," kata dia.
Kepada penegak hukum Taufik berharap agar kasus ini dapat diselesaikan sebaik mungkin, pelaku dapat dihukum sesuai kesalahannya. Agar ke depan kasus-kasus seperti ini tidak terjadi kasus-kasus seperti ini. Karena sungguh kita sayangkan, seharunya tepat penitipan anak merupakan tempat yang aman bagi mereka.
"Kita berharap semua pihak termasuk Dinas Pendidikan akan lebih berhati-hati terhadap lembaga-lembaga seperti ini agar hal ini tidak terjadi lagi," tuturnya.
Soal bantahan terkait korban dilakban oleh pemilik dan pengasuh di Early Stpes Daycare, Taufik menyebut hal itu tidak berdasar.
"Itu hak mereka (membantah, red), tapi berdasarkan keterangan orang tua korban, saksi-saksi, itu memang dilakban seperti di video yang kita lihat. Mulut dilakban, menurut keterangannya seperi itu, (dilakban) setiap hari dari pagi sampai sore," pungkasnya.
Diketahui, Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru, telah menahan dua tersangka yang merupakan pemilik dan pengasuh Early Steps Daycare.
Keduanya yakni WF (34) yang merupakan pemilik Early Steps Daycare dan seorang pengasuh inisial DM (25). DM dan WF dijerat Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. (***)