- Jumat Curhat Polda Riau, Menyerap Aspirasi Warga Lewat Pendekatan Humanis, Sinergi dan Solusi
- Satlantas Polresta Pekanbaru Sosialisasikan Operasi Patuh LK 2025 di SMK Akbar
- Generasi Gen Z Cinta Lingkungan, Polda Riau Ajak Siswa SMK Labor Tanam Pohon dan Jaga Hutan
- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
Tim RAGA Resmi Dideklarasikan, Kapolda Riau: Hajar! Premanisme Berkedok Ormas

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa
FN Indonesia Pekanbaru - Dalam upaya memberantas tindak kejahatan jalanan, geng kriminal, serta aksi-aksi anarkisme yang meresahkan masyarakat, Kepolisian Daerah (Polda) Riau secara resmi membentuk Tim RAGA (Rabu Anti Geng dan Anarkisme).
Pembentukan tim ini ditandai dengan apel kesiapan yang dipimpin langsung oleh Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan di halaman Mapolda Riau pada Rabu (14/5/2025), yang diikuti oleh 85 personel dari 3 satuan diantaranya Brimob, Ditreskrimum dan Samapta Polda Riau.
Tim RAGA akan ditempatkan di seluruh 12 Polres yang tersebar di kabupaten dan kota di Provinsi Riau. Mereka bertugas secara intensif dan terfokus sesuai dengan amanat Pasal 13 UU Kepolisian Republik Indonesia, yakni memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Kapolda Irjen Herry Heryawan menjelaskan bahwa filosofi RAGA mencerminkan semangat pelayanan dan perlindungan yang berakar dari hati nurani personel Polri. RAGA bukan hanya nama, melainkan akronim dari:
• Responsif: Tanggap dan cepat dalam merespons laporan masyarakat, khususnya yang masuk melalui media sosial atau call center. Diharapkan kecepatan tim RAGA mampu menyelamatkan korban dan mencegah aksi kejahatan berlanjut.
• Aktif: Senantiasa melaksanakan tugas pokok kepolisian secara konsisten dan proaktif, terutama dalam pengamanan wilayah rawan kejahatan.
• Gesit: Personel dituntut berpikir kreatif dan rasional dalam menghadapi berbagai situasi di lapangan.
• Adil: Menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam setiap tindakan, serta memperlakukan masyarakat secara setara tanpa diskriminasi.
"Tim RAGA harus memiliki soul, jiwa pengabdian yang lahir dari kesadaran diri, bukan karena tekanan atau rasa takut kepada atasan," tegas Kapolda dalam amanatnya.
Selain penindakan, Tim RAGA juga akan aktif dalam patroli, penjagaan wilayah rawan, serta merespons cepat laporan masyarakat. Kapolda mengajak seluruh pihak.
Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menegaskan komitmen penuh jajaran Polda Riau dalam memberantas segala bentuk aksi premanisme di wilayah Provinsi Riau, terutama yang berkedok organisasi masyarakat (ormas). Pernyataan tegas ini disampaikan dalam apel kesiapan Tim RAGA (Rabu Anti Geng dan Anarkisme) di halaman Mapolda Riau, Rabu (14/5/2025).
Baca Lainnya :
- LAMR Bengkalis Gaungkan Kembali Marwah Budaya Melayu, Apresiasi Sinergi Bersama Polda Riau0
- Diduga Intimidasi Warga dengan Senjata, Seorang Pria Diamankan di Kampar0
- Polda Riau Siagakan Personel di Titik Rawan Macet Selama Libur Panjang0
- 13 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Pekanbaru Terima Remisi Khusus Hari Raya Waisak 2569 BE0
- Temu Akbar Nasional MPCI 2025 Sukses Digelar, Riau Resmi Jadi Chapter ke-80
"Setiap hari Tim RAGA akan melaksanakan tugas dengan satu tujuan utama: menindak tegas premanisme, termasuk yang bersembunyi di balik nama ormas. Jika ada oknum yang terlibat, tidak ada toleransi harus kita tindak dan kita hajar," tegas Irjen Herry Heryawan di hadapan ratusan personel.
Ia menekankan bahwa aksi-aksi kekerasan, intimidasi, dan pemaksaan yang sering dilakukan oleh kelompok tertentu atas nama ormas, tidak bisa lagi dibiarkan merajalela. "Bumi Lancang Kuning tidak boleh jadi tempat berkembangnya premanisme. Masyarakat harus merasa aman dan dilindungi," ujarnya.
Sebagai bagian dari transparansi, Polda Riau juga membuka ruang kritik, saran, dan evaluasi bersama. Peran media ditegaskan sebagai salah satu pilar utama dalam menciptakan kontrol sosial dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas kepolisian di lapangan.
"Jika ada satu saja masyarakat yang merasa tidak aman, maka itu artinya kita belum menjalankan tugas dengan baik. Kepercayaan, moral, dan etika harus tumbuh dari dalam pribadi setiap anggota, bukan karena takut pada atasan,” kata Irjen Herry menutup arahannya.
Melalui Tim RAGA, Polda Riau menegaskan komitmennya menciptakan rasa aman, menekan angka kriminalitas, dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri di tanah Lancang Kuning. (***)