- Generasi Gen Z Cinta Lingkungan, Polda Riau Ajak Siswa SMK Labor Tanam Pohon dan Jaga Hutan
- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
- Pangkas Angka Non-Prosedural, Menteri Karding Gratiskan Bea Masuk Barang Pekerja Migran Kembali ke Indonesia
- Ajak Generasi Muda Tak Takut Jadi Pekerja Migran, Menteri P2MI: Gaji Besar, Ilmu Bertambah
Dituding Arogan ke Warga yang Blokade Komplek Mega Asri, Ini Kata Kapolsek Bukit Raya

Pekanbaru, FNIndonesia.com - Kapolsek Bukt Raya, Kompol Syafnil buka suara soal tudingan yang menyebut bahwa dirinya arogan dan telah memaki-maki seorang ibu di Komplek Perkantoran Mega Asri Green Office, Jalan Arifin Ahmad, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.
Diungkap Syafnil, ketegangan antara ibu dan suaminya tersebut terjadi pada Senin (1/7/2024) lalu di Komplek Mega Asri. Saat itu dirinya mendapat laporan tentang dugaan tindak pidana pengancaman dan penutupan jalan di komplek perkantoran itu oleh sepasang suami isti yang mengaku pemilik tanah.
"Saya datang kesana karena ada laporan blokade jalan di komplek Mega Asri dari pemilik. Saat dibuka blokade, tiba-tiba mendadak muncul seorang bapak-bapak yang marah melarang kami membuka blokade. Kemudian datang istrinya marah-marah yang menyebut kami arogan. Dia juga membentak-bentak Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Saya sebenarnya yang dimaki-maki, bukan dia," tegas Syafnil, Senin (8/7/2024).
Baca Lainnya :
- Soal Kutipan Biaya Tambahan PKL di Area Kuliner, Begini Penjelasan LPM Sukajadi0
- 300 Lebih Pegawai di Kejati Riau Ikuti Tes Urine 0
- Polisi Tangkap Pengedar Ekstasi, 21 Butir Inek Disita dalam Kamar Kos0
- Kru Kapal Asal Rusia Hilang Perairan Selat Malaka-Bengkalis0
- Waspada! Hotspot Karhutla Mulai Terdeteksi di Riau0
Kompol Syafnil menjelaskan, soal beredarnya rekaman yang menarasikan dan memperlihatkan bahwa dirinya bersitegang dengan ibu tersebut, itu tidak seperti yang dilihat. "Video itu sudah dipotong-potong, tidak semuanya diperlihatkan," ungkapnya.
Saat ini, kata Syafnil, peristiwa itu telah dilaporkan secara resmi oleh pengelola komplek tersebut ke Polsek Bukit Raya.
"Dasarnya laporan Polisi Nomor : B/48/VII/2024/SPKT/Polsek Bukit Raya/Polresta Pekanbaru/Polda Riau yang dibuat pada 5 Juli 2024. Pelapornya Lawzardi dan terlaporya AK," ungkapnya.
Saat peristiwa itu, di lokasi terlapor menebar potongan batang-batang kayu akasia sehingga jalan tidak bisa dilewati. Jalan tersebut juga dijaga oleh pelaku. Terlapor meminta uang Rp 150 juta ke pemilik Mega Asri dan mengancam akan mengerahkan massa.
"Kemudian pelaku meminta pembayaran uang sebesar Rp 150 juta, kalau tidak akan dikerahkan massa serta akan mendirikan tembok. Terlapor mengungkit masalah lama, katanya tanah lama yang dijual ke pelapor masih berhutang Rp 150 juta lagi. Oleh sebab itu terlapor memblokade jalan masuk ke komplek Mega Asri. Tidak senang dengan perbuatan AK, pelapor selanjutnya membuat laporan resmi ke Polsek Bukit Raya," lanjutnya.
Saat ini, kata Syafnil pihaknya sedang mendalami laporan dari pelapor, meminta keterangan saksi dan telah mengamankan barang bukti di lokasi.
"Kita lanjut perkara dan akan dinaikkan ke penyidikan, dan akan kita panggil sebagai tersangka si AK ini," pungkas Syafnil.(dpn)