- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
- Pangkas Angka Non-Prosedural, Menteri Karding Gratiskan Bea Masuk Barang Pekerja Migran Kembali ke Indonesia
- Ajak Generasi Muda Tak Takut Jadi Pekerja Migran, Menteri P2MI: Gaji Besar, Ilmu Bertambah
- Menteri P2MI RI Kunjungi Universitas Islam Riau, Dorong Mahasiswa Ambil Peluang Kerja di Luar Negeri Secara Aman
RSF Fasilitasi Kelompok Tani Hutan Studi Banding, Dorong Inovasi Eduwisata Bakau Dumai

Keterangan Gambar : Foto:Istimewa
FN Indonesia Dumai - Rimba Satwa Foundation (RSF) sebagai mitra pelaksana PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bandar Bakau Dumai melaksanakan studi banding ke Batu Bara Mangrove Park, di Desa Parupuk, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatra Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman tentang pengelolaan kawasan mangrove yang berkelanjutan dengan mengedepankan eduwisata, restorasi dan perlindungan satwa.
Studi banding berlangsung selama empat hari, 26-30 Juli 2024 dan diikuti oleh 10 orang dari KTH Bandar Bakau, diantaranya Darwis Mohd Shaleh selaku ketua, serta tim pengelola unit badan usaha Bandar Bakau. Kegiatan ini juga dihadiri oleh tim RSF, serta perwakilan dari PHR. Studi Banding ke Batu Bara Mangrove Park dipilih karena keberhasilan mereka dalam mengelola tempat wisata dengan konsep menyatukan alam dan modernitas. Selain itu mereka juga mengemas panorama alam dengan edukasi tentang ekosistem mangrove serta perlindungannya secara menyeluruh dengan baik.
Baca Lainnya :
- Orang Tua Korban Daycare di Pekanbaru Mengeluh Anaknya Masih Trauma0
- Jaga Kamtibmas, Kompol Herman Kunjungi Warga Simpang Empat 0
- Diupah Rp 65 Juta, 2 Pengedar Sabu Ditangkap0
- 5 Petak Rumah Semi Permanen di Pekanbaru Ludes Terbakar0
- Polsek Senapelan dan DP3APM Gelar Advokasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak0
Peserta dipandu oleh Azizi SH, ketua KTH Cinta Mangrove dengan pemaparan materi tentang strategi pengelolaan kawasan Batu Bara Mangrove, keorganisasian dan manajemen organisasi, pengelolaan sosial media dan digital marketing. Seluruh peserta antusias dan saling berbagi pengalaman. Selain itu juga ada pemaparan materi oleh Suryanto tentang teknik pembibitan mangrove di ruangan terbatas, pengelolaan batik mangrove dan kuliner, serta pengelolaan bank sampah. Kegiataan terakhir ditutup dengan lomba pembibitan dan penanaman mangrove.
“Saya menanam tiga bibit mangrove jenis Rhizophora lamarckii, jenis ini langka di Kota Dumai. Semoga penanaman ini juga diikuti oleh masyarakat, bahwa menanam mangrove adalah membagi ruang untuk kehidupan ekosistem pesisir,” jelas Darwis Mohd Shaleh.
Analyst Social Performance PHR WK Rokan Priawansyah mengatakan, program mangrove yang bekerja sama dengan RSF merupakan upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dengan berlandaskan kemitraan multi pihak.
Ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR untuk meningkatkan kapasitas dan kebermanfaatan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi PHR.
“PHR WK Rokan memiliki komitmen dalam hal pelestarian lingkungan, dan konservasi. Seperti yang kita ketahui, hutan mangrove mampu menyimpan dan menyerap karbon lebih banyak yang berperan besar dalam pengendalian perubahan iklim, serta menjaga keseimbangan ekosistem pesisir," ujar Prea, sapaannya.
Dijelaskannya bahwa dari studi banding ini, PHR, RSF dan KTH Bandar Bakau Dumai bisa belajar banyak dan berharap kelompok masyarakat di Bandar Bakau mendapatkan ide dan gagasan baru terhadap pengembangan eduwisata yang baik sesuai dengan potensi lokal yang mereka miliki. "Sehingga, keberlanjutan lingkungan dan ekonomi dapat berjalan beriringan,” tuturnya.(fe)