- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
- Pangkas Angka Non-Prosedural, Menteri Karding Gratiskan Bea Masuk Barang Pekerja Migran Kembali ke Indonesia
- Ajak Generasi Muda Tak Takut Jadi Pekerja Migran, Menteri P2MI: Gaji Besar, Ilmu Bertambah
- Menteri P2MI RI Kunjungi Universitas Islam Riau, Dorong Mahasiswa Ambil Peluang Kerja di Luar Negeri Secara Aman
Hasil Otopsi Ungkap Penyebab Kematian Bocah 8 Tahun di Rengat, Infeksi Akut Akibat Usus Buntu Pecah

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Rengat, Indragiri Hulu – Misteri kematian KB, bocah laki-laki berusia 8 tahun asal Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, akhirnya terungkap. Hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik Polda Riau bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UNRI), Rabu, (4/6/2025).
Pemeriksaan forensik dipimpin oleh dr. Muhammad Tegar Indrayana, Sp.F, spesialis forensik dan medicolegal dari FK UNRI, dan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari, Rengat. Proses otopsi dilakukan secara menyeluruh dan berdasarkan fakta-fakta medis serta temuan pendukung lainnya.
AKBP Supriyanto, Kasubbid Dokpol Bidokkes Polda Riau, menyampaikan hasil resmi otopsi tersebut dalam keterangan pers. Ia menjelaskan bahwa pada tubuh korban ditemukan sejumlah luka memar, terutama pada bagian perut sebelah kiri. “Kami menemukan memar pada perut kiri serta memar-memar lainnya yang menunjukkan adanya trauma tumpul,” ujar AKBP Supriyanto.
Baca Lainnya :
- Jelang Idul Adha 1446 H, Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan BBM di Riau0
- Bhabinkamtibmas Sungai Sialang Jalin Silaturahmi Bersama Pj. Penghulu, Perkuat Sinergitas Jaga Kamtibmas0
- Polres Kepulauan Meranti Gagalkan Penyelundupan 25 Ton Kayu Ilegal di Selat Ringgit0
- Arus Penumpang Internasional di Bandara Pekanbaru Naik Drastis Saat Libur Kenaikan Isa Almasih0
- Preman Duduki Lahan di Rumbai Dibekuk Tim RAGA Polresta Pekanbaru, Dibayar 18 Juta Perbulan0
Lebih lanjut, tim forensik menemukan adanya perforasi atau kebocoran pada usus di bagian kanan perut. Kondisi ini menunjukkan bahwa usus buntu korban telah pecah dan menyebabkan infeksi luas di rongga perut (peritonitis). Infeksi inilah yang kemudian berkembang menjadi infeksi sistemik (sepsis), yang berujung pada kematian korban.
“Penyebab kematian kami simpulkan akibat infeksi sistemik yang disebabkan oleh pecahnya appendiks, sehingga terjadi peradangan dan infeksi menyeluruh dalam rongga perut,” jelas AKBP Supriyanto, Kasubbid Dokpol Bidokkes Polda Riau.
Hasil otopsi ini penting untuk menjernihkan berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat terkait penyebab kematian korban. Meski ditemukan memar pada tubuh, hasil pemeriksaan medis menegaskan bahwa trauma tersebut tidak langsung menyebabkan kematian, melainkan infeksi berat akibat kondisi medis yang serius.
Konferensi pers di hadiri Dirreskrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan, Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar bersamaa jajaran personil Polres Inhu, serta Kombes Pol Anom Karibianto yang diwakili AKBP Vera plh Bid Humas Polda Riau.
Pihak kepolisian menyatakan masih akan melanjutkan penyelidikan untuk memastikan tidak adanya unsur kelalaian atau kekerasan lain yang mungkin terkait. (***)
Editor : Ferdian Eriandy