- Generasi Gen Z Cinta Lingkungan, Polda Riau Ajak Siswa SMK Labor Tanam Pohon dan Jaga Hutan
- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
- Pangkas Angka Non-Prosedural, Menteri Karding Gratiskan Bea Masuk Barang Pekerja Migran Kembali ke Indonesia
- Ajak Generasi Muda Tak Takut Jadi Pekerja Migran, Menteri P2MI: Gaji Besar, Ilmu Bertambah
Skandal Narkoba di Lapas Bengkalis, Tiga Napi dan Satu Petugas Terlibat Jual Beli Sabu

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa
FN Indonesia Bengkalis, Riau – Dunia pemasyarakatan kembali tercoreng setelah terbongkarnya jaringan peredaran narkotika di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkalis, Riau. Dalam kasus ini, tiga narapidana dan satu orang petugas Lapas diduga kuat terlibat dalam praktik jual beli narkoba jenis sabu di dalam lingkungan penjara.
Informasi ini mencuat setelah dilakukannya razia mendadak oleh pihak Lapas pada Selasa, 3 Juni 2025. Dari hasil penggeledahan, ditemukan sabu yang disembunyikan dalam tong sampah di salah satu kamar hunian narapidana.
Kepala Lapas Bengkalis, Kriston Napitupulu, menjelaskan bahwa awal mula pengungkapan kasus ini berasal dari kecurigaan terhadap seorang narapidana berinisial DE, yang terlihat gugup dan terburu-buru ke kamar mandi saat razia berlangsung. Petugas pun langsung melakukan penggeledahan di kamar hunian DE.
Baca Lainnya :
- Pertamina Patra Niaga Jamin Distribusi LPG 3 Kg Lancar di Riau Saat Idul Adha 20250
- Panen Serentak Kuartal II, Polresta Pekanbaru Hasilkan 12 Ton Jagung Pipil di Lahan 12 Hektare0
- Panen Raya Serentak, Polri Ekspor Ribuan Ton Jagung dan Bangun 18 Gudang Penyimpanan0
- Kapolri Dampingi Presiden pada Panen Raya Jagung Kuartal II, siap wujudkan kedaulatan pangan Nasional0
- Wakapolda Riau Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat Pengabdian Dua Personel Polri0
"Dari hasil penggeledahan, ditemukan bungkus sabu di dalam tong sampah kamar. Setelah diinterogasi, DE mengaku sabu itu didapat dari HEN, narapidana lain yang juga menghuni kamar yang sama," ujar Kriston dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).
Penyelidikan lebih lanjut pun dilakukan. HEN, narapidana kasus narkotika, tidak membantah keterlibatannya dan mengaku mendapatkan sabu dari napi lainnya, HAN. HAN sendiri merupakan narapidana kasus narkotika yang sedang menjalani hukuman 17 tahun penjara dan menghuni kamar 3 Blok D.
Saat diperiksa, HAN menyebutkan nama yang mengejutkan: seorang petugas Lapas sendiri, berinisial YN, sebagai orang yang menyuplai sabu kepada dirinya. Diketahui, YN menjabat sebagai Kepala Sub Seksi Sarana Kerja di Lapas Bengkalis.
Sempat beredar kabar bahwa keempat pelaku terlibat dalam pesta narkoba di dalam Lapas. Namun hal ini ditepis oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Riau, Maizar.
"Bukan pesta narkoba. Saat razia dilakukan, salah satu napi terlihat mencurigakan. Setelah digeledah, ditemukan sabu. Rantai peredarannya terungkap dari DE ke HEN, lalu ke HAN, dan akhirnya ke petugas YN," jelas Maizar.
Maizar menegaskan komitmen pihaknya untuk menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam peredaran narkoba, baik narapidana maupun petugas Lapas.
"Tidak ada kompromi. Ini perintah tegas dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Kami ingin menciptakan lapas yang bersih dari narkoba," imbuhnya.
Kriston Napitupulu menyatakan, keempat pelaku telah diserahkan ke Satuan Reserse Narkoba Polres Bengkalis untuk proses hukum lebih lanjut.
"Semuanya sudah kami serahkan ke Polres Bengkalis. Kami tidak akan menutup-nutupi kasus ini. Siapa pun yang terlibat harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum," tegasnya.
Namun, hingga saat ini, pihak Lapas belum mengungkapkan jumlah pasti barang bukti sabu yang berhasil disita dalam pengungkapan kasus ini.
Kasus ini menambah deretan panjang keterlibatan oknum petugas dalam peredaran narkoba di dalam Lapas. Pemerhati pemasyarakatan mendesak agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan internal, serta pemberian sanksi tegas untuk menciptakan efek jera. (***)