- Generasi Gen Z Cinta Lingkungan, Polda Riau Ajak Siswa SMK Labor Tanam Pohon dan Jaga Hutan
- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
- Pangkas Angka Non-Prosedural, Menteri Karding Gratiskan Bea Masuk Barang Pekerja Migran Kembali ke Indonesia
- Ajak Generasi Muda Tak Takut Jadi Pekerja Migran, Menteri P2MI: Gaji Besar, Ilmu Bertambah
Resign dari PNS, Pemuda Asal Pekanbaru Tekuni Handycraft Kulit

Keterangan Gambar : Home Craft Alvin(foto:ref)
Pekanbaru, FNIndonesia.com - Berawal dari iseng membuat tali jam dengan motif sendiri, Alvin, seorang pemuda asal Kota Pekanbaru, Riau akhirnya menekuni bisnis pembuatan pernak-pernik atau kerajinan berbahan kulit. Awalnya pada tahun 2014 lalu, dirinya yang gemar mengkoleksi jam klasik, membuat tali jam untuk digunakan sendiri. Berbekal keahlian otodidak yang dia miliki, Alvin akhirnya menyita perhatian teman-teman untuk dibuatkan produk yang sama.
Tinggi minat masyarakat dengan hasil karyanya, Alvin kemudian pelan-pelan mencoba untuk memproduksi tali jam dengan berbagai model dan ukuran. Tak sampai disitu, alvin yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Jakarta ini mulai menekuni bisnis barunya ini. Melihat peluang yang cukup terbuka di bisnis kerajinan kulit ini, Alvin kemudian rela resign dari pekerjaannya dan lebih memilih untuk fokus mengembangkan usahanya.
Baca Lainnya :
- Bikin Bangga, Tim Terjun Payung Srikandi Polri Raih Prestasi di Kejuaraan Skydiving Asia dan Dunia0
- Satpolairud Meranti Gelar Aksi Bersih Laut dan Pantai0
- Pelaku Cabul Anak di Bawah Umur Diringkus Polsek Tualang0
- Diikuti 10 Ribu Peserta, Kapolri Buka Kemala Run 2024 di ICE BSD0
- Ditresnarkoba Polda Riau, Dalam 5 Bulan Gagalkan Peredaran 171,7 Kg Sabu0
"Awal mulanya usaha itu sebenarnya di Jakarta pada tahun 2014 lalu. Awalnya saya hobi koleksi jam-jam lama kemudian kepikiran bagaimana caranya untuk bisa ganti tali jam kulit. Akhirnya saya membuat tali jam sendiri dari bahan kulit sapi yang akan kadarnya, lama kelamaan ternyata berkembang," kata Alvin, Minggu, 9 Juni 2024.
Untuk mempromosikan produk buatannya, Alvin memposting foto-foto kerajinan kulitnya di Platform Kaskus yang kala itu merupakan tempat jualan online ternama pada masanya. Seiring berjalan waktu, permintaan terus meningkat baik dari Jakarta hingga ke Papua.
Karena memiliki banyak waktu, dan agar lebih fokus menjalani usaha, Alvin kembali ke tanah kelahirannya Kota Pekanbaru. Di rumah sederhana yang terletak di Jalan Karya, Pasir Putih, Pandau, Kota Pekanbaru, Alvin terus berinovasi mengembangkan berbagai jenis dan model kerajinan berbahan kulit untuk di produksi.
Mulai dari tali jam, gelang, dompet, gantungan kunci, gantungan id card, dompet, hingga tas kulit diproduksi kevin bersama sang kakak. "Alhamdulillah di tahun 2017 saya memulai usaha kembali di Pekanbaru hingga saat ini," kata Alvin.
Karena permintaan konsumen dan pasar terus meningkat, Alvin mulai membuat label untuk karyanya. Dia memberikan label 'Alvin& Mo' terhadap semua produk yang dia buat. Umumnya, kata Alvin, konsumen memesan produk sesuai keinginan (custom) masing-masing. Untuk satu pesanan, dapat diselesaikan dalam hitungan jam hingga hari sesuai tingkat kesulitan produk yang dipesan.
Dalam memproduksi, Alvin masih mengandalkan buatan tangannya sendiri dan dibantu peralatan manual, sehingga detail dari produk yang Alvin selesaikan lebih menonjol. "Kita bisa membuat produk sesuai dengan apa yang mereka mau," tuturnya.
Alvin menjelaskan, soal harga, produk-produk yang dia buat cukup ramah di kantong pelanggan. Mulai dari harga Rp 25 ribu hingga Rp 1,5 juta. "Harga ini disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan banyaknya bahan kulit yang digunakan untuk menyelesaikan satu produk," bebernya.
Sebagian besar produk-produk yang dibuat Alvin dipasarkan secara online di market place, Instagram, Shopee, Tokopedia, pameran hingga bazar. Tujuannya untuk memperkenalkan produk-produk kraf.
Omzet penjualan produk-produk Alvin dari bulan ke bulan terus meningkat. Karena pesanan datang dari konsumen di luar daerah hingga manca negara. Kebanyakan pesanan datang dari instansi pemerintahan, swasta maupun perorangan.
"Mereka setiap bulannya rutin memesan sama kita. Dengan kuantiti yang lumayan banyak. Di Indonesia yang paling jauh sampai Papua. Untuk luar negeri ada Malaysia dan Singapura," kata dia.
Namun, Alvin mengungkapkan sedikit kesulitan untuk memperoleh bahan baku kulit olahan siap pakai di Kota Pekanbaru. Seluruh bahan baku seluruhnya di peroleh dari pulau Jawa.
"Di Pekanbaru pengolahan bahan kulit mentah belum ada. Jadi bahan bakunya dipesan di Jawa. Mungkin ke depannya pemerintah dapat mendukung produsen pembuat bahan baku sehingga membuka lapangan kerja juga," ucapnya.
Saat ini, untuk memperkenalkan produknya kemasyarakatan, Alvin bergabung dengan komunitas up market yang merupakan wadah bagi krafter. Selain itu, dia juga mendapat dukungan dari Pertamina Hulu Rokan untuk memperkenalkan produk UMKM miliknya ke dunia internasional.
"Saya dibawa sama mereka (PHR) ke even terbesar di Asia Tenggara bernama Inacraft. Dan alhamdulillah saya satu-satunya wakil dari Pekanbaru mewakili Riau," pungkasnya.(dpn)