- Polda Riau Gelar FGD Program JALUR Bersama Forkopimda, Dorong Kesejahteraan Warga Pesisir
- Polantas Riau Masuk Sekolah, Edukasi Tertib Lalu Lintas dan Cinta Lingkungan di Yayasan Al Huda Pekanbaru
- Operasi Patuh Lancang Kuning 2025: Polda Riau Tindak 65 Pelanggaran Lalu Lintas dengan Teknologi ETLE
- Jumat Curhat Polda Riau, Menyerap Aspirasi Warga Lewat Pendekatan Humanis, Sinergi dan Solusi
- Satlantas Polresta Pekanbaru Sosialisasikan Operasi Patuh LK 2025 di SMK Akbar
- Generasi Gen Z Cinta Lingkungan, Polda Riau Ajak Siswa SMK Labor Tanam Pohon dan Jaga Hutan
- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
PJ.Gubernur Riau : Angka Stunting Menurun, Jangan Lengah Jaga Kualitas SDM dan Daya Saing Masyarakat

Fn-Indonesia.com. Pekanbaru – Pj. Gubernur Riau (Gubri), SF Hariyanto, mengungkapkan bahwa angka prevalensi stunting di Provinsi Riau pada tahun 2023 mencapai 13,6 persen. Angka tersebut merupakan pencapaian yang baik karena melebihi target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, yakni 14 persen.
"Dengan angka prevalensi stunting di bawah target yang ditetapkan, kita tidak boleh merasa puas dan mengendorkan semangat dalam upaya menurunkan angka stunting di negara kita," ucapnya saat menghadiri Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Riau, Selasa(02/04/24) di Grand Central Hotel Pekanbaru.
Baca Lainnya :
- Pemprov Riau Larang Pejabat Gunakan Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran 20240
- Polda Sumsel Kembali Ungkap Sindikat Penyalahgunaan BBM Subsidi di SPBU Talang Padang0
- Kapolda Riau Buka Pra Ops Ketupat Lancang Kuning 20240
- Ops Ketupat Musi 2024, Kapolda Sumsel : Moment Terbaik Untuk Layani Masyarakat0
- Jumlah Pemudik di Bandara SSQ II Pekanbaru Mulai Meningkat0
Pj Gubri menegaskan bahwa isu stunting merupakan penghambat dalam mencapai Indonesia Emas 2045 karena dapat menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan daya saing masyarakat di masa depan.
"Dalam percepatan penurunan stunting, kita tidak bisa hanya bergantung pada satu pihak. Pemerintah Provinsi, kota, dan kabupaten, serta lembaga terkait harus bekerja sama secara sinergis untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Hariyanto menekankan pentingnya data sasaran dalam perencanaan penurunan stunting. Posyandu menjadi sarana penting untuk mengidentifikasi ibu hamil dan anak-anak yang berisiko stunting.
"Sasaran jangka pendek harus difokuskan pada ibu hamil, ibu dengan bayi dua tahun, dan perluasan cakupan posyandu. Sedangkan untuk sasaran jangka menengah, kita perlu memperhatikan ibu dengan bayi lima tahun (balita), sanitasi, dan air bersih," pungkasnya.
Sementara Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Tavip Agus Rayanto, menekankan pentingnya pencegahan stunting selain penanganannya.
"Kita harus memberi perhatian pada anak-anak stunting dan tidak hanya fokus pada penurunan angka saja. Pencegahan merupakan hal yang jauh lebih penting," ujarnya.