- Polda Riau Gelar FGD Program JALUR Bersama Forkopimda, Dorong Kesejahteraan Warga Pesisir
- Polantas Riau Masuk Sekolah, Edukasi Tertib Lalu Lintas dan Cinta Lingkungan di Yayasan Al Huda Pekanbaru
- Operasi Patuh Lancang Kuning 2025: Polda Riau Tindak 65 Pelanggaran Lalu Lintas dengan Teknologi ETLE
- Jumat Curhat Polda Riau, Menyerap Aspirasi Warga Lewat Pendekatan Humanis, Sinergi dan Solusi
- Satlantas Polresta Pekanbaru Sosialisasikan Operasi Patuh LK 2025 di SMK Akbar
- Generasi Gen Z Cinta Lingkungan, Polda Riau Ajak Siswa SMK Labor Tanam Pohon dan Jaga Hutan
- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
LPAI Riau Siap Dampingi Korban Bullying Ponpes Darul Quran Kampar

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Riau siap mendampingi dan mengungkap kasus dugaan perundungan (bullying) yang terjadi di Pondok Pesantren Darul Quran, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.
Hal ini disampaikan oleh Ketua LPA Riau Esther Yuliani saat mendampingi Ketua Lembaga Perlundilungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi dalam penutupan Kkngres Anak Nasional XIV di Pekanbaru, Rabu (15/1/2025).
Esther menyampaikan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi dari pihak keluarga terkait kasus tersebut. "Tanpa ada laporan kami kan juga sulit untuk mendapatkan assessment-nya. Kami dari LPAI akan langsung terjun ke Polda Riau. Kami siap untuk mendampingi," kata Esther.
Baca Lainnya :
- Cooling System Pasca Pilkada Damai, Kapolsek: Sinergi Polri dan Masyarakat Menjadi Kunci Utama0
- Terpantau di Media Sosial, Kompol Herman Pelani Blusukkan ke Pasar Sukaramai0
- Kunjungi Banjir 3 Desa di Kampar, Wakapolda Riau Beri Bantuan Paket Sembako0
- Kapolsek Batu Hampar Sambangi Warga untuk Wujudkan Kamtibmas yang Kondusif0
- Laka Maut, Sopir Bus TMP Jadi Tersangka0
Esther menegaskan, perkara ini sebelumnya sudah ditangani oleh lembaga lain, sehingga LPA Riau tidak memiliki akses untuk menangani kasus tersebut. Namun, LPA Riau tetap siap untuk membantu menuntaskan kasus yang menimpa Fahri Aryan Syaputra (13) ini.
"Kami siap, karena kami sudah punya rencana untuk kesana bersama Kak Seto. Kami siap kalau orang tuanya betul-betul mau dan berani, kami akan terjun langsung. Kami menunggu sampai saat sekarang orang tuanya berani melaporkan itu dengan kejadian yang sebenarnya," pungkas Esther.
Diketahui, kasus ini sudah bergulir di Polda Riau. Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum telah menetapkan tersangka kasus dugaan perundungan ini.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Anom Karabianto mengatakan, penetapan tersangka ini merupakan tindak lanjut dari proses penyidikan yang dilakukan oleh Dirreskrimum Polda Riau atas laporan orang tua korban.
"Kemarin Ditreskrimum sudah melakukan proses diversi namun tidak ada titik temu. Sehingga korban tetap melanjutkan perkaranya dan dari penyidik melanjutkan perkaranya ke penyidikan. Untuk yang disangkakan (pelaku) sudah ditetapkan jadi tersangka," kata Kombes Anom Karabianto kepada Beritasatu.com, Kamis (9/1/2025).
Diketahui, Fahri Aryan Syaputra (13) diduga dianiaya oleh kakak kelasnya berinisial A dan R pada 31 Juli 2024. Korban mengaku ditendang dan diinjak-injak oleh para pelaku yang menyebabkan luka lebam di pipi dan kepala. Fahri sempat menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Panam Kota Pekanbaru selama tiga hari. Dia kemudian menjalani pemeriksaan oleh psikiater di Rumah Sakit Jiwa Tampan.
Paska perundungan itu, kondisi psikis dan kesehatan Fahri sempat menurun. Fahri sempat dilarikan ke unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Prima Pekanbaru untuk menjalani perawatan.
Ibu Fahri, Shinta Offianti berharap agar Polda Riau dapat mengungkap tuntas kasus ini dan segera menahan para pelaku yang telah melakukan dugaan penganiayaan kepada putranya. "Semoga pelaku segera ditangkap dan ditahan. Saat diversi di Polda Riau saya menolak untuk berdamai karena sama sekali tidak ada iktikad baik dari mereka dari awal kejadian sampai sekarang," ucap Shinta. (***)