Gajah Domang dan Tari Diusulkan Jadi Warga Kehormatan Riau, Gagasan Rocky Gerung Disambut Hangat Kapolda Riau

Gajah Domang dan Tari Diusulkan Jadi Warga Kehormatan Riau, Gagasan Rocky Gerung Disambut Hangat Kapolda Riau

By FN INDONESIA 23 Jun 2025, 18:57:34 WIB Daerah
Gajah Domang dan Tari Diusulkan Jadi Warga Kehormatan Riau, Gagasan Rocky Gerung Disambut Hangat Kapolda Riau

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa


FN Indonesia Pekanbaru - Dalam pernyataannya kepada awak media di Mapolda Riau pada Senin (23/6/2025), Irjen Herry menyatakan kesiapan pribadi untuk mengangkat dua gajah jinak bernama Domang dan Tari ke dalam Kartu Keluarga (KK)-nya sebagai bentuk dukungan moral dan simbolik terhadap pelestarian satwa dan habitatnya di Riau. 

“Kita manusia saja bangga jadi warga Riau, apalagi kalau gajah yang selama ini menjaga hutan kita bisa kita angkat sebagai warga kehormatan. Saya senang dan siap menerima Domang dan Tari di KK saya. Semoga Pak Gubernur juga sependapat nantinya,” tambahnya. 


Baca Lainnya :

Gagasan ini bermula dari salah satu puisi yang dibacakan Rocky Gerung dalam sebuah acara seni budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Pekanbaru, beberapa waktu lalu. Dalam puisinya, Rocky menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi hutan Tesso Nilo yang kian terancam dan menempatkan gajah sebagai simbol kehidupan yang layak dihormati. 

Rocky, yang juga pendiri Tumbuh Institut, menyampaikan bahwa langkah simbolik menjadikan gajah sebagai warga kehormatan adalah bagian dari kampanye besar penyelamatan lingkungan yang ia sebut sebagai “politik akal sehat”. 

“Gajah dan hutan punya hak untuk hidup. Kita, sebagai manusia, seharusnya berdiri untuk mereka, Tesso Nilo bukan cuma hutan, tapi rumah. Bagi gajah, bagi pohon, dan juga bagi kita semua yang masih percaya pada akal sehat.” ungkapnya penuh harapan. 

Sebagai bentuk konkret dari kampanye ini, Rocky dan timnya tengah menggalakkan gerakan publik melalui pembagian kaos hijau bertuliskan “Tesso Nilo Rumahku”, bergambar gajah dan pohon rimbun. Kaos ini disebut sebagai simbol kesatuan antara manusia, satwa, dan alam. 

Gagasan ini mendapatkan dukungan luas, tak hanya dari masyarakat umum dan pecinta lingkungan, tapi juga dari komunitas adat yang telah lama hidup berdampingan dengan satwa liar di kawasan Tesso Nilo. Mereka memandang bahwa pengakuan simbolik terhadap gajah bisa memperkuat perlindungan kawasan tersebut yang selama ini rentan terhadap perambahan dan perburuan liar. 

Kapolda Riau menegaskan bahwa aparat penegak hukum tidak akan tinggal diam terhadap pelanggaran di kawasan konservasi. 

“Gajah dan hutan tidak punya pengacara, mereka tidak bisa bicara, tidak bisa membuat puisi. Tapi lewat kita yang memahami asa mereka bisa disampaikan,” tegas Kapolda Riau. 

Ia juga menyampaikan komitmen kepolisian dalam mendukung inisiatif konservasi, mulai dari peningkatan patroli di kawasan rawan hingga penindakan tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan. 

Kini, masyarakat menantikan apakah gagasan ini akan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Riau dalam bentuk kebijakan simbolik maupun konkret. Wacana pengangkatan gajah sebagai warga kehormatan dinilai bisa menjadi terobosan dalam menyuarakan pentingnya kesadaran ekologis dan keberpihakan terhadap makhluk hidup non-manusia dalam sistem sosial modern. 

Apabila terealisasi, Domang dan Tari akan menjadi dua “warga istimewa” yang mewakili suara alam yang selama ini sering terpinggirkan dalam narasi pembangunan. (***)






Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment