- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
- Pangkas Angka Non-Prosedural, Menteri Karding Gratiskan Bea Masuk Barang Pekerja Migran Kembali ke Indonesia
- Ajak Generasi Muda Tak Takut Jadi Pekerja Migran, Menteri P2MI: Gaji Besar, Ilmu Bertambah
- Menteri P2MI RI Kunjungi Universitas Islam Riau, Dorong Mahasiswa Ambil Peluang Kerja di Luar Negeri Secara Aman
Apa Saja Penyebab Stres Anak di Rumah?

Keterangan Gambar : Pemicu stres pada anak
FNindonesia - Sudah semestinya rumah merupakan sebagai tempat yang paling aman dan nyaman bagi anak-anak. Namun bukan tidak mungkin permasalahan sering terjadi sehingga memicu ketidaknyamanan anak. Akibatnya, anak bisa stres yang berdampak pada perubahan sikap.
Misalnya anak jadi pemurung, pemarah, dan agresif, sering mengompol, mimpi buruk terus-menerus, perubahan pola makan, atau mengalami gangguan pencernaan.
Baca Lainnya :
- Mitigasi Interaksi Negatif Antara Manusia dan Harimau Sumatera di Desa Teluk Lanus0
- Agenda Pariwisata Riau Jelang Akhir Tahun 2022, Ada Tour de Siak0
- Seorang Warga di Riau Ditangkap karena Menjual Organ Satwa Dilindungi0
- BNN Riau Musnahkan Sabu dan 801 Butir Ekstasi0
- Punya Potensi Besar, UMKM di Riau Harus Daftarkan Merek Produk0
Kenali Apa saja penyebab anak stres di rumah?
1. Terlalu Sering Melarang
Pada anak usia 4-6 tahun, anak sedang berada di zona kreatif dengan keingintahuan yang sangat tinggi. Sayangnya, kreativitas, rasa ingin tahu, dan daya eksplorasinya kerap dianggap sebagai kenakalan oleh orangtua. Alhasil, dia akan selalu mendapatkan larangan, berkali-kali yang berujung pada stres.
Tak jarang orangtua melarangnya tanpa alasan yang jelas. Boleh saja orangtua melindungi anak dari bahaya atau supaya tidak terlalu mengganggu, asalkan, berikan penjelasan mengapa hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan. Tujuannya, agar dia mengerti segala konsekuensinya.
2. Perilaku Orangtua yang Tidak Konsisten
Tidak sedikit orangtua yang melarang anak terkait tindakan sesuatu, tetapi malah melakukan hal yang sama. Terkadang, orangtua melakukannya di depan anak mereka. Kalau sudah begitu, akan timbul kebingungan tentang mana yang benar dan mana yang salah.
Anak pun cenderung akan “ merekam”, tersinggung, dan membantah ketika orangtua menegurnya kembali. Karena apa? Karena orang tuanya juga melakukannya. Anak bahkan bisa melakukan hal buruk tersebut di luar rumah.
3. Tidak Dibolehkan untuk Menangis
Ini biasanya terjadi pada anak laki-laki. Sebab, orangtua menginginkan bocah laki-lakinya tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Tak salah memang, tapi tak mesti selalu begitu.
Setiap anak berhak untuk menunjukkan emosinya, sekalipun itu dengan tangisan. Apalagi jika benar-benar terluka, tentu anak akan makin tertekan bila ia tak diperbolehkan menangis. Tanpa disadari, perilaku menahan perasaan seperti itu menjadi penyebab stres pada anak. Anak juga jadi takut dianggap lemah oleh orang lain.
4. Pertengkaran Orangtua
Sistem keamanan yang paling dasar didapatkan anak dari orang tuanya. Bila yang dia dapatkan selama ini hanyalah pertengkaran hebat dari orangtuanya, bahkan sampai menunjukkan kekerasan fisik, anak akan merasa stres di rumah lalu trauma. (sumber artikel dream.co.id).