- Menteri P2MI Tanam Pohon Gaharu di Mapolda Riau, Simbol Perlawanan Terhadap Perdagangan Orang
- Polda Riau Ungkap Sindikat TPPO, Menteri Karding: Kejar dan Adili Otak Penyelundupan
- Lemdiklat Polri Gelar Sosialisasi Penjaringan Minat dan Bakat Beasiswa S2/S3 LPDP di Polda Riau
- Satgas Gakkum Operasi Patuh LK 2025 Jaring 75 Pelanggaran Lalu Lintas dengan ETLE Mobile
- Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Pekanbaru Panen Raya Melon Sebanyak 62 Kg
- Hari Ke 3 Operasi Patuh LK 2025, Ditlantas Polda Riau Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
- Telah Berkoordinasi Dengan KBRI, Menteri Karding Pastikan Kabar Jepang Tutup Akses Bagi PMI itu Hoaks!
- Pangkas Angka Non-Prosedural, Menteri Karding Gratiskan Bea Masuk Barang Pekerja Migran Kembali ke Indonesia
- Ajak Generasi Muda Tak Takut Jadi Pekerja Migran, Menteri P2MI: Gaji Besar, Ilmu Bertambah
- Menteri P2MI RI Kunjungi Universitas Islam Riau, Dorong Mahasiswa Ambil Peluang Kerja di Luar Negeri Secara Aman
Aksi Bullying di Ponpes Darul Quran Kampar, Pimpinan Pondok: Itu Tunjuk Ajar

Kampar, FNIndonesia.com - Pimpinan pondok pesantren (ponpes) Darul Quran di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau tak mengakui adanya kekerasan atau aksi bullying terjadi di pondok tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Buya Kariman Ibrahim, pimpinan Ponpes Darul Quran seusai menerima inspeksi dari Kemenag Kabupaten Kampar dan UPT PPPA. Buya Kariman dalam pernyataannya menyebut bahwa tidak pernah ada aksi penganiayaan dan perkelahian. Dia berdalih bahwa hal itu sebagai tunjuk ajar kepada adik kelas.
"Penganiayaan, perkelahian tidak ada. Nah itu memberikan pendidikan kepada adiknya orang salat dia melawan, dia keluar, dia melompat, dia mengganggu, bukan berkelahi. Tidak ada membenarkan kekerasan, kekerasan itu tidak ada," kata Kariman.
Baca Lainnya :
- Perundungan di Ponpes Darul Quran Kampar, Kepala Santri Diinjak-injak0
- Kapolsek Senapelan AKP Akira Ceria Sampaikan Pesan Pilkada Damai di Kelurahan Kampung Bandar0
- Polsek Pujud Gencar Sosialisasi Pilkada Damai di Kepenghuluan Sukajadi 0
- Cooling Syatem Jelang Pilkada 2024, Polsek Pujud Gencar Sosilaisasi ke Warga0
- Bakti Sosial Kombes Taufiq Bagikan Sembako ke Petugas Kebersihan dan Driver Ojol0
"Kalau penganiayaan yang satu ini dianiaya, dilepaskan, ditonton oleh orang banyak. Ini tidak, waktu solat diberikan tunjuk ajar supaya dia nanti jangan berbuat lagi. Yang si korban ini melawan pula ditunjuk ajar. Bukan satu kali langsung ditangan (dipukul), tidak," cetusnya.
Soal adanya pemukulan antara sesama santri, Kariman tidak membantah. "Ya, anak sama anak. Jadi kita mendamaikan tidak ada ikut membiarkan. Bukan upaya pemukulan, itu kan reflek," ucapnya.
Dia menyebut bahwa pengawasan di ponpes Darul Quran dilakukan selama 24 jam. Pada saat terjadinya pemukulan itu, semuanya sedang menjalankan ibadah salat zuhur.
"Sedang salat, kalau tidak sedang salat dikawal 24 jam. CCTV ada mau berapa maunya?," lanjutnya.
Setelah terjadi peristiwa itu, pihak ponpes kata Kariman telah berupaya melakukan perdamaian dengan menghadirkan orang tua kedua belah pihak. "Dipanggil, didamaikan, didudukkan. Orang tua sudah ada kesepakatan yang sakit di obat. Yang tanggung jawab yang menangani (memukul), pelaku yang tanggung jawab dan sudah beres," bebernya.
Sementara itu, menangani sanggahan Kariman soal tidak adanya kekerasan di Ponpes Darul Quran, Kepala Unit Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten Kampar, Linda Wati mengatakan, pihak pondok pesantren tidak mengerti apa itu arti kekerasan terhadap anak.
"Yang bisa melakukan kekerasan itu siapa saja? Pondok pesantren, pengasuh, orang tua, siapa saja. Cuma kebetulan yang melakukan kekerasan ini adalah sesama anak yang bersekolah di pondok pesantren. Tapi tidak lepas dari tanggungjawab kita bersama termasuk UPTD PPPA yang akan melindungi anak sebagai korban dan mental anak sebagain pelaku," tegasnya.
Lanjutnya, pelaku dan korban merupakan sesama anak. Untuk itu, PPPA berperan melindungi, mendampingi korban maupun pelaku.
"Agar masalah ini dapat selesai dengan baik dan hak-hak anak segera dapat terutama pendidikannya. Kita akan cari waktu bagaimana kita akan duduk bersama biar masalah ini bisa selesai dengan baik," ucap Linda Wati.(***)